''Sejarah ini diceritakan oleh Ayu
Rahmadanti dan ditambah
seperlunya tanpa mengurangi isi dari sejarah yang diungkapkan''.
Pada zaman penjajahan
Belanda, banyak orang dari macam-macam daerah pergi meninggalkan kampungnya
untuk pindah ke tempat yang lebih aman. Di antaranya, ada orang-orang dari
Sulawesi dan orang Tionghoa. Semenjak itu, banyak yang datang ke
kampung-kampung yang ada di daerah yang sekarang bernama Jeruju Besar itu.
Kemudian, seiring
berjalannya waktu, semakin banyak orang yang tinggal di daerah tersebut. Lalu,
timbullah inisiatif dari warga untuk memberi nama tempat tinggal mereka itu.
Karena warga tidak tahu nama apa yang sebaiknya mereka berikan untuk daerah
itu, mereka pun bertanya kepada seseorang yang terkenal bijak dan pintar yang
bernama Haji Mahmud. Kemudian, beliau pun dijadikan ketua untuk membahas
pemberian nama kampung itu.
Lalu, Haji Mahmud mulai memikirkan
nama yang cocok untuk tempat tersebut. Ketika melihat keadaan di sekitar
kampung, beliau sadar bahwa di sana banyak tanaman yang sama dengan tanaman
pakis—daun dan batangnya berduri. Tanaman-tanaman itu ada di mana-mana; tumbuh
rimbun dan besar. Nama tanaman itu adalah jeruju. Akhirnya Haji Mahmud
memutuskan untuk menamai kampung itu Jeruju Besar.
EmoticonEmoticon